Cabup Bandung Dadang Supriatna Serahkan 500 Ijazah Gratis di Rancaekek: Wujud Komitmen Mengatasi Kendala Pendidikan
INDOKLIKNEWS.COM. Kab. Bandung, - Dunia pendidikan di Kabupaten Bandung mencatat momen bersejarah pada Jumat, 22 November 2024, dengan penyerahan 500 ijazah lulusan sekolah swasta di Kecamatan Rancaekek. Ijazah yang sebelumnya tertahan karena kendala biaya ini diserahkan secara gratis melalui program khusus yang diinisiasi oleh Forum Silaturahmi Pendiri dan Pengelola Sekolah Swasta (FSP2SS).
Acara yang digelar di GOR Seoulina, Kampung Rancakendal, Desa Jelegong, ini menjadi simbol nyata upaya pemerintah daerah dan para pendidik untuk mendukung siswa dari keluarga kurang mampu agar dapat melanjutkan pendidikan atau karier mereka tanpa hambatan administratif.
Komitmen Pemimpin Daerah dalam Pendidikan
Dalam acara tersebut, Dr. HM. Dadang Supriatna, S.Ip., M.Si., selaku pembina FSP2SS dan calon petahana Bupati Bandung, menyampaikan bahwa langkah ini merupakan bagian dari komitmennya untuk memperbaiki sistem pendidikan di Kabupaten Bandung.
"Sebanyak 500 ijazah lulusan sekolah swasta di Kecamatan Rancaekek yang lama tertahan akhirnya dapat diserahkan tanpa biaya. Ini adalah langkah nyata membantu warga kurang mampu," ungkapnya.
Ia juga menjelaskan bahwa Kabupaten Bandung masih menghadapi tantangan besar dengan lebih dari 50.000 lulusan yang belum menerima ijazah mereka karena terkendala biaya. Menurutnya, program ini merupakan solusi nyata yang telah dimulai sejak awal tahun.
Sebelum Rancaekek, program serupa telah dilakukan di wilayah DP 5 (Majalaya, Paseh, Ibun, Solokanjeruk), dengan memberikan manfaat kepada 2.700 lulusan sekolah swasta.
"Kami akan terus berupaya memastikan setiap siswa mendapatkan hak pendidikan mereka. Pendidikan adalah investasi masa depan bangsa, dan tanggung jawab ini membutuhkan dukungan dari semua pihak," tambahnya.
Tahap Kedua dan Dukungan dari Berbagai Pihak
Program ini mendapatkan respons positif dari berbagai pihak, termasuk H. Wawan Berry, yang biasa disapa H. Wawan Hermawan Koordinator SD, SMP, dan SMK untuk Dapil IV.
Ia menegaskan bahwa pada tahap kedua program ini, sebanyak 483 ijazah akan digratiskan, dengan penyerahan simbolis 100 ijazah pada acara tersebut.
"Program ini tidak hanya meringankan beban siswa, tetapi juga memberikan harapan baru bagi para orang tua. Ini adalah bukti nyata kepemimpinan yang berbasis pelayanan masyarakat," jelas Wawan.
Wawan juga memuji keterlibatan enam sekolah swasta di Rancaekek, seperti:
SMP Insan Unggul,SMP PGRI, MTs Persis, MA Persis, SMP Pasundan, SMK Insan Unggul.
Kerjasama dengan sekolah-sekolah ini membuat proses distribusi ijazah menjadi lebih lancar dan terorganisir. Wawan juga mengajak lebih banyak sekolah swasta untuk bergabung dalam program ini guna memperluas dampaknya.
Apresiasi dari Tokoh Masyarakat
Abah Yayat Sudayat, tokoh masyarakat Rancaekek, menyampaikan rasa terima kasihnya atas program ini. Menurutnya, langkah ini merupakan solusi penting bagi permasalahan pendidikan di wilayah tersebut.
"Saya belum pernah melihat pemimpin daerah yang memiliki inisiatif seperti ini. Program ini sangat membantu siswa dari keluarga kurang mampu. Semoga masyarakat mendukung keberlanjutan kepemimpinan Dr. Dadang," ujarnya.
Abah Yayat juga mengajak masyarakat untuk mendukung program ini agar terus berlanjut dan memberikan manfaat lebih luas.
Dampak dan Harapan Masa Depan
Program penggratisan ijazah ini tidak hanya menyelesaikan masalah administratif, tetapi juga membuka peluang baru bagi masa depan pendidikan di Kabupaten Bandung. Dengan memastikan siswa memperoleh dokumen yang menjadi hak mereka, program ini mendorong peningkatan kualitas hidup masyarakat.
Kolaborasi antara pemerintah, sekolah swasta, dan masyarakat menjadi kunci utama keberhasilan inisiatif ini. Program ini diharapkan dapat menginspirasi daerah lain untuk mengadopsi langkah serupa, sehingga masalah pendidikan yang kerap dihadapi masyarakat dapat diselesaikan secara berkelanjutan.
"Pendidikan adalah tanggung jawab bersama. Mari kita terus bergerak bersama untuk memastikan tidak ada lagi anak-anak yang tertinggal hanya karena kendala finansial," tutup Dr. Dadang.
Langkah ini menegaskan bahwa pemerataan pendidikan bukan sekadar tanggung jawab pemerintah, tetapi membutuhkan sinergi berbagai elemen masyarakat. Dengan terus berkomitmen terhadap program seperti ini, Kabupaten Bandung dapat menjadi contoh daerah yang sukses menghadirkan solusi nyata untuk pendidikan inklusif dan berkeadilan.***
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow