Capai 27.000 Debitur Baru BPR Kerta Raharja, Aep Hendar Cahyad Sebut Total Anggaran Pinjaman Dana Bergulir Capai Rp 55 Miliar
INDOKLIKNEWS.COM,Bandung – BPR Kerta Raharja Kabupaten Bandung telah merealisasikan program Bupati Bandung Dadang Supriatna melalui pinjaman dana bergulir tanpa bunga dan tanpa jaminan. Program ini dari 13 program prioritas Bupati Bandung yang sudah dirasakan manfaatnya oleh puluhan ribu pelaku usaha di Kabupaten Bandung.
Direktur Utama (Dirut) BPR Kerta Raharja H. Aep Hendar Cahyad mengatakan bahwa program pinjaman dana bergulir tanpa bunga dan tanpa jaminan itu dengan total anggaran Rp 55 miliar dan debitur baru BPR Kerta Raharja sebanyak 27.000 orang yang tersebar di Kabupaten Bandung.
“Sebanyak 27.000 debitur baru BPR Kerta Raharja itu dengan pinjaman dana bergulir tanpa bunga dan tanpa jaminan rata-rata Rp 2 juta/pelaku usaha yang sudah berjalan. Ada juga yang sudah menerima pinjaman dana bergulir tanpa bunga dan tanpa jaminan sebesar Rp 5 juta, setelah berhasil menjalankan usaha dengan menerima pinjaman dana bergulir tanpa bunga dan tanpa jaminan sebesar Rp 2 juta,” tutur Aep kepada wartawan di Soreang, Kamis (25/4/2024).
Aep mengatakan, Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung menggulirkan pinjaman dana bergulir tanpa bunga dan tanpa jaminan itu dalam dua tahap. Tahap pertama sebesar Rp 20 miliar, kemudian tanpa kedua Rp 30 miliar.
“Alhamdulillah, MPL (Multi Pur-pose Loan) masih di bawah 5. Tepatnya, MPL-nya 4,” katanya.
Aep mengatakan menggulirkan pinjaman dana bergulir tanpa bunga dan tanpa jaminan ini untuk memberikan yang terbaik program prioritas Bupati Bandung tersebut kepada masyarakat.
“Mengingat ini merupakan 13 program prioritas yang sudah dicanangkan oleh Pak Bupati Bandung. Intinya, BPR Kerta Raharja sudah menerima dana dari Pemkab Bandung sebesar Rp 55 miliar. Diawali tahap pertama Rp 20 miliar dan tahap kedua Rp 30 miliar. Nah kemudian dana bergulir itu, kami gulirkan kembali, kalau dapat Rp 20 miliar, kami bisa gulirkan kembali sampai Rp 25 miliar sampai Rp 30 miliar. Jadi dana atau angsuran yang masuk kita gulirkan lagi,” tuturnya.
Menurutnya, dengan dana bergulir yang diterima BPR Kerta Raharja dari Pemkab Bandung sebesar Rp 55 miliar itu, dengan dasar setoran modal dari pemerintah daerah sebesar Rp 50 miliar.
“Kemarin kami ada koordinasi dengan BPK, kenapa bisa melebihi dari dana yang disetorkan oleh pemerintah daerah. Karena dana tersebut kami gulirkan kembali, jadi pihak BPK memahami dan mengerti tentang dana bergulir tersebut,” tuturnya.
Aep mengungkapkan ada riak-riak dari masyarakat yang menyebutkan bahwa dana bergulir adalah dana hibah.
“Kami dengan segala macam cara. Kami memberikan sosialisasi ke desa-desa yang difasilitasi oleh kecamatan, untuk memberikan edukasi kepada masyarakat. Bahwa itu adalah dana bergulir. Jadi bukan dana hibah. Dana yang harus disetorkan dan digulirkan lagi ke mereka karena ada perdanya,” tuturnya.
Aep menjelaskan, masyarakat selaku pelaku usaha diawali dengan pinjaman sebesar Rp 2 juta dana pinjaman tanpa bunga dan tanpa pinjaman.
“Kalau lancar bisa sampai Rp 5 juta, tanpa bunga, tanpa jaminan. Setelah Rp 5 juta, Pak Bupati Bandung akan memberikan program KURDA (Kredit Usaha Rakyat Daerah). Mungkin bisa sampai Rp 500 juta, dengan bunga akan diset mungkin dibawah 5 persen. Sisanya, Pemkab Bandung akan memberikan subsidi lagi. Itu keinginan Kabupaten Bandung disitu,” katanya.
Aep berharap masyarakat memahami bahwa dana bergulir tanpa bunga dan tanpa jaminan ini, bukan dana hibah.
“Dana hibah mungkin sekali lewat. Tetapi kalau dana bergulir ini, BPR membina UMKM. BPR membina para pengusaha kecil, yang notabene sudah terdampak oleh Covid-19. Nah itu mungkin solusinya dari Pemkab Bandung yang diarahkan oleh Pak Bupati Bandung yang sangat BEDAS kepada masyarakat,” ungkapnya.
Tapi, imbuh dia, masyarakat juga harus ada timbal baliknya, bahwa ini untuk kepentingan mereka sendiri. “Supaya mereka itu bisa menjadi enterpreneur atau pengusaha-pengusaha yang jelas-jelas bisa menghidupi keluarganya,” ujarnya.
Tetapi kalau ada anggapan bahwa itu dana hibah, katanya, pemahaman itu harus dibantu oleh teman-teman media dalam memberikan edukasi kepada masyarakat.
“Supaya masyarakat bisa berkembang, dari Rp 2 juta, Ro 5 juta, Rp 50 juta hingga Rp 500 juta mendapatkan pinjaman dana bergulirnya,” katanya.
Aep mengatakan kesadaran masyarakat untuk mengembalikan uang pinjaman itu sangat tinggi. “Karena kami sudah menyisihkan dana bergulir itu sudah sampai Rp 40 miliar disimpan di antar bank (BPR), untuk mengcover uang Pemkab Bandung itu ada. Dalam angsurannya ada yang macet, ada yang lancar dan diangka Rp 15 miliar itu sudah sangat kompetitif,” ucapnya.
Menurutnya, BPR sangat antusias untuk membuat program ini berhasil. “Walaupun kami keteteran di bidang SDM (Sumber Daya Manusia). Mulai dari staf, pelaksana, dikerahkan untuk menagih dan membina,” katanya.(kos)**
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow