Desa Mandiri, Bupati Dadang Supriatna: Terus Melakukan Inovasi Percepatan Pembangunan di Kabupaten Bandung
INDOKLIKNEWS.COM, - Tegaknya sebuah negara bergantung pada empat golongan. Pertama ilmunya para ulama, pemimpin yang adil, kedermawanan para aghniya dan doanya fakir.
Hal ini diungkapkan Bupati Bandung Dadang Supriatna saat bersilaturahmi dengan berbagai unsur masyarakat pada giat Rembug Bedas ke-165 di Desa Rancatungku Kecamatan Pameungpeuk Kabupaten Bandung, Minggu (8/9/2024).
Atas dasar itu, Bupati Dadang Supriatna memprioritaskan program insentif untuk para ulama atau guru ngaji dengan anggaran Rp 109 miliar per tahun. Program insentif untuk ustadz/ustadzah itu dari 13 program prioritas Bupati Bandung.
"Insentifnya memang tak seberapa, minimal ada bentuk penghargaan atau perhatian dari pemerintah kepada para ulama di Kabupaten Bandung," katanya.
Dengan adanya insentif guru ngaji itu, Bupati Bandung menitipkan kepada ustadz/ustadzah untuk mendidik anak-anak membaca Al-Qur'an. Berkaitan dengan program insentif itu, ada tiga muatan lokal yang diterapkan di sekolah, yaitu pendidikan Pancasila dan UUD 1945, pendidikan budaya dan bahasa Sunda, dan pendidikan belajar mengaji dan menghafal Alquran.
"Dengan adanya tiga muatan lokal ini, guru ngaji datang ke sekolah," kata Kang DS, sapaan akrab Dadang Supriatna.
Sebelum program ini diluncurkan, imbuhnya, berdasarkan hasil survei anak-anak TK, SD dan SMP hanya 15 persen yang bisa baca Al-Qur'an.
"Tapi setelah program guru ngaji datang ke sekolah, sekarang ini sudah meningkat anak-anak TK, SD dan SMP alhamdulillah sudah mencapai 80 persen bisa membaca Al-Qur'an," katanya.
Kang DS mengatakan, bahwa orang tua akan bangga jika anaknya soleh, solehah, sukses dan akhlaknya sangat baik. "Ini suatu kebanggaan selaku orang tua, anak-anak soleh, solehah, sukses suatu harapan dan keinginan," katanya.
Menurutnya, harapan dan keinginan itu bisa terwujud apabila ada kerjasama. Maka berdasarkan amanat UUD 1945 dalam rangka mencerdaskan anak bangsa, sehingga ada semangat untuk bangkit dari keterpurukan.
"Jangan sampai kita tertinggal dari negara-negara lain," katanya.
Kang DS menjelaskan desa mandiri di Kabupaten Bandung sudah mencapai 200 desa. "Ini sebagai salah satu komitmen kita untuk terus bagaimana melakukan inovasi dalam rangka percepatan pembangunan di Kabupaten Bandung," ujarnya.
Ia mengungkapkan dibentuknya Bunda Literasi sampai tingkat RW, yaitu untuk menghilangkan buta huruf dan buta aksara. Selain itu ada duta baca Al-Qur'an, sehingga bisa bekerjasama atau sinergi dengan Bunda Literasi.
"Dengan membaca kita bisa melihat dunia. Saya mengucapkan terima kasih kepada duta baca yang sudah bergerak," katanya.
Menurutnya, dengan ilmu bisa menjadi raja, dengan ilmu bisa kaya, dan dengan ilmu bisa bersosial kepada masyarakat.
"Maka kata kuncinya, sumber daya manusia sangat penting dalam menghadapi Indonesia Emas 2045. Ada lima hal yang harus kita persiapkan," katanya.
Pertama, peningkatan kualitas sumber daya manusia dan paham digitalisasi, kedua big data, ketiga riset and development, keempat institusi yang kuat, kelima mengelola keuangan (anggaran) dengan baik.
"Berdasarkan data jumlah penduduk Indonesia 267 juta jiwa, ternyata tercatat 236 juta jiwa sudah memiliki handphone/android. Selanjutnya, tugas dan peran orang tua mengawasi anak-anaknya, jangan sampai terjebak ke hal yang tidak baik," tuturnya.
Menurutnya, mendidik anak bukan hanya tugas para guru di sekolah, tetapi peran orang tua harus lebih dominan dalam mendidik anak-anaknya. Ia berharap kepada para orang tua untuk mengarahkan anak-anaknya melaksanakan magrib mengaji, untuk membatasi anak-anak megang atau bermain dengan handphone.
"Jadi tidak cukup support dan dukungan dari pemerintah saja, sehingga harus ada dukungan para orang tua dalam mendidik anak-anaknya," ungkapnya.
Kang DS mendoakan para siswa TK, SD dan SMP sekarang ini, dalam 20 tahun mendatang jadi pemimpin bangsa dan negara yang berkarakter dan berakhlakul karimah.
Orang nomor satu di Kabupaten Bandung ini menyatakan komitmenya untuk membantu proses sertifikasi masjid dan madrasah secara gratis, termasuk pajaknya dibebaskan karena tempat sarana ibadah umat Islam.
"Ini catatan saya. Kalau sudah jadi masjid, madrasah, sekolah, jangan sampai ada yang menggugat. Makanya harus ada sertifikat, bisa dengan cara memanfaatkan program PTSL (Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap)," harapnya.
Bupati Bedas ini pun turut mensupport pemerintah desa untuk mempercepat proses sertifikasi kepemilikan lahan di desa tersebut, untuk segera didaftarkan.
Kang DS pun fokus pada penanganan rumah tidak layak huni di Kabupaten Bandung, yang semula tercatat 37.000 unit. Sehingga ia menganggarkan 7000 unit untuk penangananya, dan pada tahun 2021 sebanyak 7.300 rumah yang ditangani, 2022 sebanyak 7.400 rumah dan 2023 sebanyak 7.500 rumah.
"Tahun ini diprogramkan 7.000 rumah lagi. Saya siap menyelesaikan rutilahu di Desa Rancatungku ini," katanya.
Ketua DPC PKB Kabupaten Bandung ini turut memberikan edukasi kepada masyarakat dalam penanganan sampah rumah tangga. Sampah organik rumah tangga bisa dikelola melalui LCO (lubang cerdas organik).
"Sampah organik bisa menjadi kompos, untuk pupuk tanaman. Sampah pun bisa dipilah, mana sampah organik, kertas, plastik, botol dan lain sebagainya untuk dikelola di bank sampah," ucapnya.
Ia mengungkapkan dari sampah bisa menjadi uang, motor, mobil, rumah, naik haji dan lain sebagainya. "Jika sudah disiapkan lahannya, nanti pemerintah siap menganggarkan untuk membangun TPS3R (Tempat Pengelolaan Sampah Reuse, Reduce, dan Recycle) pada tahun 2025," katanya.
Kang DS menyebutkan, sebanyak 87.000 petani di Kabupaten Bandung sejak Januari 2024 sudah diberikan BPJS Ketenagakerjaan. Pemkab Bandung pun sudah memberikan hibah kepada para petani sebesar Rp 25 miliar pada 2023, dan tahun 2024 ini sebesar Rp 19 miliar.
"Tahun 2025 akan dianggarkan Rp 50 miliar untuk para petani se-Kabupaten Bandung. Petani sebagai pahlawan bangsa, karena yang kita makan dan pakai adalah hasil para petani. Makanya saya hormat kepada para petani," katanya.***
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow