Kesal Dengan Pungli Terhadap Calon Tenaga Kerja, Sejumlah Massa GBM Gelar Aksi Protes di GSI Cikembar
INDOKLIKNEWS.COM, Sukabumi – Diduga kesal akibat pungutan liar (pungli) kepada calon tenaga kerja. Sejumlah massa dengan kode pakaian kaus dan kemeja hitam dengan penanda pita merah mendatangi Pabrik Glostar Indonesia (GSI) di Jalan Raya Cikembar, Kabupaten Sukabumi, dan menggelar aksi stop dugaan pungli yang kerap terjadi, Kamis (25/4/2024).
Berdasarkan informasi yang diperoleh menyebutkan, aksi massa dimulai sejak pukul 08.30 WIB, sejumlah aparat kepolisian, TNI dan Satpol PP sudah bersiaga di depan bundaran pintu masuk pabrik tersebut.
Massa sendiri menamakan sebagai Gerakan Bojongharja Memanggil (GBM).
Koordinator aksi Dede Raka mengatakan, bahwa ada tiga tuntutan yang disuarakan, diantaranya soal pengusutan oknum yang terlibat dalam kasus recruitment fee, berantas recruitment fee yang diduga dilakukan oleh manajemen PT GSI, dan akomodir angkatan baru agar secara otomatis dapat bekerja di PT GSI Cikembar.
“Kegiatan hari ini kegiatan aksi damai yang dilaksanakan oleh Gerakan Bojongraharja Memanggil yang dilakukan oleh organik warga. Mereka merasa ada ketidakadilan dalam sisi tenaga kerja, hampir mayoritas warga asli pribumi kesulitan masuk ke perusahaan,” sebutnya kepada wartawan, Kamis (25/4/2024).
Menurut Dede, gerakan secara masif warga tersebut memang diinisiasi adanya sejumlah isu. Diantaranya soal pungli kepada pencari kerja yang diduga berasal dari internal perusahaan tersebut.
Sementara warga Desa Bojongraharja sendiri menilai kuota untuk pekerja dari wilayah setempat justru seolah dibatasi.
“Baru kali ini ada gerakan yang masif dilakukan oleh warga karena masifnya dugaan oknum pelaku yang ada di internal PT GSI sendiri, yang melakukan pungli dengan nominal fantastis. Kami menginisiasi gerakan ini murni tanpa kepentingan apapun, untuk mengakomodir kepentingan masyarakat khususnya Desa Bojong raharja,” ujarnya.
Aksi yang digelar hingga sore hari ini, sekitar pukul 14.46 WIB para peserta aksi sempat menutup ruas jalan Provinsi Jawa Barat, sambil membawa spanduk yang bertuliskan kecaman.
Para calon pekerja diduga dimintai uang berdasarkan gender, yakni perempuan dikenai tarif mulai Rp10 juta, sedangkan laki-laki Rp15 juta.
Akibatnya, pengendara yang melintas sempat terhenti hingga mengalami kemacetan panjang.
sejumlah anggota pihak Kepolisian dari Polres Sukabumi terlihat turun kelapangan dan melakukan negoisasi.
Sementara itu, Humas GSI, Nurjaman kepada wartawan mengaku belum bisa memberikan keterangan. “Nanti kita share (konfirmasi), sekarang belum bisa,” tandasnya.
(rsi)**
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow