
INDOKLIKNEWS.COM,Bandung – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) kembali melaksanakan saresehan Bedas Ngaleuweung (Ngamumule Leuweung) ke-III di Bumi Perkemahan Pakawa Desa Tarumajaya Kecamatan Kertasari Kabupaten Bandung, Jumat (11/8/2023) malam.
Saresehan Bedas Ngaleuweung ini sekaligus launching aplikasi Gep4k sayang yang lebih dikenal dengan sebutan gerakan peduli penanaman dan pemeliharaan pohon kesayangan.
Pada pelaksanaan Bedas Ngaleuweung di kawasan hulu Sungai Citarum atau titik 0 KM Citarum itu dihadiri Bupati Bandung Dr. HM. Dadang Supriatna, Bunda Bedas Hj. Emma Dety Dadang Supriatna, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung H. Asep Kusumah, dan jajaran kepala dinas di lingkungan Pemkab Bandung, serta para ASN lainnya.

Pemerintah kecamatan, desa dan unsur lainnya di Kecamatan Kertasari dan wilayah lainnya hadir pada saresehan Bedas Ngaleuweung dan launching aplikasi Gep4k Sayang tersebut sebagai gerakan ngamumule leuweung tersebut.
Bupati Bandung Dadang Supriatna melalui Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung Asep Kusumah menyatakan bahwa pelaksanaan Bedas Ngaleuweung ke-III ini merupakan implementasi dari kebijakan Bupati Bandung dalam upaya ngamumule leuweung sesuai dengan visi Bedas (Bangkit, Edukatif, Dinamis, Agamis dan Sejahtera).
“Kemudian misi yang ketiga yaitu mengoptimalkan pembangunan daerah berbasis partisipasi masyarakat yang menjunjung kreatifitas dalam bingkai kearifan lokal dan berwawasan lingkungan,” kata Asep Kusumah di sela-sela kegiatan Bedas Ngaleuweung III.
Berwawasan lingkungan ini, imbuh Asep, tentu dibutuhkan berbagai strategi karena sesungguhnya sesuai dengan amanat konstitusi seluruh warga negara memiliki hak dan kewajiban serta tanggungjawab dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
“Nah ini Bedas Ngaleuweung sebagai media untuk bisa menunjukkan tekad semua pihak dalam konsep pembangunan pentahelix, tentu di dalamnya tidak hanya pemeirntah, juga ada pengusaha, komunitas, akademisi, kemudian juga ada masyarakat,” ujar Asep.
Dalam sesi Bedas Ngaleuweung III ini, lanjut Asep, ini ada beberapa rangkaian kegiatan yang akan dilakukan dari mulai peresmian beberapa prasarana fisik untuk menunjang akses air bersih bagi masyarakat yaitu di lokasi Desa Sukapura Kecamatan Kertasari.
“Itu ada kegiatan pembangunan SPAM (Sistem Penyediaan Air Minum), kemudian ada kunjungan ke bank sampah tematik yang ada di Desa Sukapura yang sudah banyak melakukan inovasi-inovasi berkaitan pengolahan sampah berbasis masyarakat,” jelasnya.
“Jadi tidak sekedar menampung sampah, memilah sampah, tapi juga ada produk-produk inovatif. Ada beli sembako, ada bayar BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial), ada tabungan. Itu mereka sudah rutin setiap hari keliling membawa sembako dan pembeliannya dengan sampah atau tabungan sampah yang sudah tercatat di bank sampah,” imbuhnya.
Berikutnya juga ada TPS3R (Tempat Pengelolaan Sampah Reuse, Reduce, dan Recycle), kata dia, itu sudah bisa dan sudah disiapkan akan mengolah sampah tuntas karena kebetulan pemerintah mendapatkan bantuan dari Telkom berupa teknologi pemusnah sampah ramah lingkungan.
“Jadi baik sampah organiknya ditangani dengan berbasis biokonservasi maggot dan anorganiknya dengan bank sampah. Ada produk-produk pembuatan industri daur ulang, kerajinan, juga ada pembuatan paving blok, termasuk hidroponik,” ujarnya.
Berikutnya, lanjut Asep, pelaksanaan Bedas Ngaleuweung ini basis utamanya adalah upaya konservasi akan dilaksanakan kegiatan penanaman pohon sekaligus pengecekan pohon yang ditanam sebelumnya dengan pendekatan instruksi Bupati Bandung nomor 2 tahun 2023 tentang Gep4k Sayang.
Ia pun melalui kegiatan tersebut turut dilaksanakan simbolisasi tentang pendekatan Gep4k Sayang karena ada beberapa pendekatan untuk penanaman pemeliharaan dan gerakan peduli pohon pendidikan.