Penanganan Sampah di Hulu dan Hilir, Pemkab Bandung Gelar Sosialisasi dan Pelatihan Aplikasi Sampah Kita
INDOKLIKNEWS.COM, - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung melalui Dinas Lingkungan Hidup melaksanakan "Sosialisasi dan Pelatihan Aplikasi Sampah Kita" sebagai tindak lanjut rapat koordinasi pemerintah daerah di Gedung Mohamad Toha Komplek Pemkab Bandung, Soreang, Jumat (18/10/2024).
Dengan harapan apabila terjadi darurat sampah di Kabupaten Bandung bisa tertangani dengan baik. Kendati demikian, Kabupaten Bandung sudah melakukan penanganan sampah di hulu yaitu di rumah tangga dan pengelolaan sampah secara mandiri di tingkat RW dan desa. Hal ini dalam upaya pengurangan sampah ke TPA Sarimukti Kabupaten Bandung Barat.
Pelaksanaan sosialisasi itu menindaklanjuti komitmen bersama antara Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Pemerintah Kota Bandung, Pemerintah Kota Cimahi, Pemerintah Kabupaten Bandung, dan Pemerintah
Kabupaten Bandung Barat tentang Penanganan Sampah Terpadu di Wilayah Bandung Raya yang ditandatangani pada hari Kamis, 3 Oktober 2024 di Gedung Sate, Kota Bandung.
Pelaksanaan sosialisasi itu juga untuk menindaklanjuti hasil rapat progres pengurangan sampah di wilayah Bandung Raya pada hari Minggu tanggal 13 Oktober 2024 di Aula Kantor Rapat Bapenda Provinsi Jawa Barat melalui Badan Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Barat.
Dijelaskan bahwa pemerintah daerah Provinsi Jawa Barat melalui Dinas Lingkungan Hidup dan Satgas
Penaganan Sampah Terpadu Bandung Raya akan melakukan akurasi dan validasi data sampah yang terintegrasi dengan "Aplikasi Sampah Kita".
Pelaksanaan sosialisasi itu dihadiri Plt. Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat Dodit Adrian Pancapana, Pjs. Bupati Bandung Dikky Achmad Sidik diwakili Asisten Ekonomi dan Pembangunan Kawaludin, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Ruli Hadiana dan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung Asep Kusumah.
Selain dihadiri narasumber, juga jajaran Organisasi Perangkat Daerah, para camat maupun Ketua Apdesi Kecamatan serta pihak lainnya di Kabupaten Bandung.
Asisten Ekonomi dan Pembangunan Kabupaten Bandung Kawaludin mengatakan pelaksanaan sosialisasi pelatihan aplikasi sampah kita ini didasari dengan kondisi darurat TPA Sarimukti Kabupaten Bandung Barat dengan kapasitas tampungnya mulai mengalami keterbatasan.
"Kita berkomitmen untuk mengurangi pengiriman sampah ke TPA Sarimukti. Kabupaten Bandung setiap harinya mengangkut 40 rit," kata Kawaludin.
Menurutnya, dengan adanya pembatasan pengiriman sampah ke TPA Sarimukti itu, membutuhkan sinergitas dan kolaborasi di seluruh stakeholder atau di seluruh tingkatan agar komitmen bersama yang sudah disepakati di Gedung Sate Kota Bandung betul-betul bisa terpenuhi.
"TPA Sarimukti sampai saat ini terus berkurang kapasitas daya tampungnya. Sehingga dioptimalkan pengurangan pengiriman sampah ke TPA akan lebih baik," katanya.
Kawaludin menyebutkan bahwa di Provinsi Jabar sudah dibuatkan aplikasi untuk media informasi, sosialisasi dan sekaligus media pelaporan. Yaitu aplikasi sampah kita, diharapkan aplikasi ini bisa di update oleh seluruh masyarakat Kabupaten Bandung, khususnya aparatur Pemkab Bandung. Dengan harapan strategi dalam penanganan sampah bisa dilaporkan secara cepat.
"Tujuan dari pelaksanaan rakor ini adalah untuk mengevaluasi dan mengingatkan kembali agar pengurangan pengiriman sampah ke TPA Sarimukti terus ditingkatkan. Bukan ditingkatkan jumlahnya, tapi ditingkatkan kinerjanya sehingga pengiriman sampah semakin kecil atau berkurang," tuturnya.
Sementara itu Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung Asep Kusumah mengatakan bahwa semua pihak harus siap-siap disaat TPA Sarimukti ditutup. Untuk itu, Asep mengajak kepada semua pihak untuk menguatkan penanganan sampah yang sudah dibangun di Kabupaten Bandung hingga rumah tangga.
"Sehingga perlu adanya kreativitas masyarakat dalam penanganan sampah organik maupun anorganik yang dihasilkan di rumah tangga. Sampah organik bisa dikelola melalui metode pemanfaatan budidaya maggot, yang kemudian bisa digunakan untuk pakan ternak dan sampah anorganik bisa dikelola melalui bank sampah. Pola edukasi dan inovasi dalam pengelolaan sampah harus terus dilakukan masyarakat," tuturnya.
Asep mengatakan dengan adanya pengelolaan sampah secara mandiri melalui TPS3R (Tempat Pengelolaan Sampah Reuse, Reduce, dan Recycle) di Kabupaten Bandung, sebanyak 1.300 ton per hari sampah yang dihasilkan, sampah yang dibuang hanya 20 persen atau sekitar 250-280 ton ke TPA.
"Untuk itu, perlu adanya konsistensi dalam pengelolaan sampah melalui TPS3R tersebut. Sehingga membutuhkan dukungan semua pihak untuk mengurangi sampah yang dikirim ke TPA Sarimukti," katanya.
Asep berharap dengan adanya aplikasi sampah kita yang dibuat oleh Provinsi Jawa Barat, bisa membantu dalam penanganan sampah di Kabupaten Bandung. Terutama dalam mengakurasikan jumlah sampah yang dihasilkan, selain untuk penanganan sampah yang 20 persen tadi.
"Intinya kita bisa menyajikan angka di hulu dengan penanganan sampah di hilir. Karena kita saat ini membutuhkan alat ukur untuk memantau setiap upaya, progres dan potensi konflik yang belum dilakukan secara optimal," katanya.***
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow