Rembug Bedas Bupati Bandung di Desa Cikasungka, Ungkapkan Manfaat Big Data
INDOKLIKNEWS.COM,Bandung - Kegiatan rutin Rembug Bedas yang merupakan inovasi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) ini untuk membangun kekompakan atau kebersamaan berbagai elemen masyarakat dalam mewujudkan peningkatan pembangunan di desa-desa.
Hal itu terungkap pada pelaksanaan Rembug Bedas ke-123 di Kantor Desa Cikasungka Kecamatan Cikancung Kabupaten Bandung, Selasa (4/6/2024).
Bupati Bandung Dadang Supriatna hadir di tengah-tengah ratusan masyarakat yang berasal dari berbagai unsur di desa tersebut. Hadirnya orang nomor satu di Kabupaten Bandung didampingi jajaran Organisasi Perangkat Daerah (OPD) disambut antusias warga setempat.
Bupati mengajak masyarakat untuk membangun kekompakan dalam meningkatkan pembangunan di Kabupaten Bandung.
Apalagi saat ini dalam menghadapi Indonesia Emas tahun 2045. Untuk itu, semua pihak diwajibkan untuk melakukan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang profesional dan paham IT (Informasi dan Teknologi). Selain itu big data, penelitian dan pengembangan, institusi yang kuat, dan mengelola keuangan (anggaran) dengan baik.
“Kelima hal itu penting untuk dipahami oleh masyarakat, berkaitan dengan persiapan menghadapi Indonesia Emas 2045. Peningkatan sumber daya manusia itu sangat penting,” kata Dadang.
Kang DS, sapaan akrab Bupati Bedas ini mengajak masyarakat berkomunikasi terkait dengan kondisi sosial ekonomi masyarakat yang tengah dialaminya.
Ia pun sempat bertanya kepada masyarakat yang hadir, apakah di Desa Cikasungka masih ada yang mengganggu. Kang DS mengarahkan para pemuda yang masih menganggur setelah lulus pendidikan, bisa mengikuti pelatihan atau kursus bahasa Jepang, bahasa Korea untuk persiapan bekerja.
“Bisa juga mengikuti kursus perbengkelan, menjahit, dan kursus lainnya. Tinggal ada kemauan saja,” katanya.
Kang DS pun mendorong kepala desa untuk melakukan pendataan pemuda atau warga yang masih menganggur untuk melamar mengikuti pelatihan atau kursus yang sudah disiapkan oleh Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Bandung.
“Inilah pentingnya ada big data di masing-masing desa di Kabupaten Bandung. Big data itu selain untuk mencatat angka kemiskinan, juga untuk mencatat berapa jumlah penduduk di setiap desa. Selain itu untuk mencatat berapa warga miskin ekstrem, anak stunting, bayi baru lahir yang kurang diketahui gizi. Termasuk untuk mencatat berapa jumlah anak-anak atau remaja yang belum memiliki ijasah SD, SMP, dan SLTA dan data lainnya,” tuturnya.
Kang DS mengatakan pentingnya big data itu, dalam rangka menyiapkan program yang akan dilaksanakan di masing-masing desa.
“Untuk melaksanakan program itu, bisa dibahas melalui musyawarah rencana pembangunan dari mulia RT, RW, desa, kecamatan hingga kabupaten,” katanya.
Ia juga telah melaksanakan program insentif untuk RT, RW, Linmas, Perangkat Desa, BPD, dan insentif lainnya. Bahkan insentif untuk RT, RW dan Linmas terisi 100 persen. Bupati berharap mereka kompak dan solid dalam melaksanakan sehari-hari.
Kang DS pun akan melanjutkan program insentif tersebut, bahkan menanamkan insentifnya jika kembali terpilih menjadi Bupati Bandung.
“Kami juga sudah memberikan BPJS Ketenagakerjaan kepada para kader PKK di masing-masing desa,” katanya.
Lebih lanjut Kang DS mendorong pengembangan Bumdes di masing-masing desa. Hasil dari Bumdes itu bisa digunakan untuk peningkatan pembangunan di desa.
Ia juga mengungkapkan bahwa Kabupaten Bandung selama kepemimpinannya telah menerima 323 penghargaan.
“Semua penghargaan itu kami persembahkan untuk masyarakat Kabupaten Bandung. Penghargaan itu hasil dari penilaian. Kita pertahankan, dan tingkatkan terus,” ujarnya.
Kang DS mensosialisasikan tiga muatan lokal, yaitu pendidikan Pancasila dan UUD 1945, pendidikan budaya dan bahasa Sunda, dan pendidikan belajar mengaji dan menghafal Alquran.
“Dengan adanya tiga muatan lokal itu, guru ngaji datang ke sekolah untuk mengajar mengaji dan membaca Al-Qur'an,” katanya
Menurutnya, manfaatnya tiga muatan lokal itu, yang semula anak-anak yang bisa membaca Al-Qur'an itu hanya 15 persen. Data itu diketahui saat Kang DS awal menjadi Bupati Bandung.
“Saat ini, selama tiga tahun sudah mencapai 80 persen yang bisa membaca Al-Qur'an,” katanya.***
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow