Silaturahmi Sekda Jabar dengan Pegiat Lingkungan
INDOKLIKNEWS.COM, - Silaturahmi antara Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Barat, Bapak Herman Suryatman, dengan para pegiat lingkungan se-Jabar, mengambil tempat di Aula Pelataran Gedung Setda, Komplek Gedung Sate, Kota Bandung. Selasa (22/9/2024).
Acara yang diinisiasi oleh Setda Jabar dan Dewan Pemerhati Kehutanan dan Lingkungan Tatar Sunda (DPKLTS) ini, berisi agenda kegiatan berupa pembahasan isu lingkungan Jawa Barat, yaitu diantaranya terkait lahan kritis, persampahan, pencemaran, banjir, dan sebagainya.
Acara dihadiri lebih dari 150 orang pegiat lingkungan yang berasal dari berbagai daerah di Jawa Barat. Selain Sekda Jabar, hadir pula Ibu Nita, Kabid Penegakan Hukum Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jabar, selaku wakil dari DLH Jabar yang turut hadir duduk di depan bersama Pa Sekda.
Taufan Suranto, selaku Sekjen DPKLTS, sekaligus moderator acara, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan inisiasi yang baik dan diharapkan menjadi ajang diskusi berkelanjutan untuk para pegiat lingkungan dan pemerintah daerah.
Di sesi awal acara, moderator memberikan waktu kepada wakil pegiat lingkungan dari Subang dan Pangandaran untuk menyampaikan saran dan cerita sukses kegiatan pengelolaan lingkungannya.
Pa Sekda Herman kemudian menyampaikan poin-poin penting tentang upaya pengelolaan lingkungan di Jawa Barat, khususnya tentang pengelolaan sampah yang diharuskan zero waste, dimana kapasitas TPA (Tempat Pembuangan Akhir) Sarimukti sudah overload, sehingga zero waste sudah menjadi keharusan, dan setiap daerah akan ditarget untuk menurunkan volume buangan sampah ke TPA Sarimukti.
"Ledakan sampah sudah di depan mata, jangan sampai terjadi, semua harus bergerak, pok pek prak, gaskeun" ujar Pa Sekda Herman.
Beberapa tokoh pegiat lingkungan yang hadir diantaranya adalah Pa Supardiyono Sobirin, Pa Epi Kustiawan mantan Kadishut Jabar, Kang Soma pegiat kebencanaan, Eyang Memet tokoh pembibitan, Kang Ipong Witono, Kang Arif Rahman, dan banyak tokoh lainnya.
Kemudian para pegiat lingkungan dipersilakan untuk menyampaikan berbagai saran masukan secara langsung pada acara pertemuan tersebut.
"Manusiakan para pengelola sampah!" Komentar pedas Mang Dadang Utun dalam penyampaian sarannya, selain mengkritisi juga berbagai kebijakan pemerintah daerah terutama terkait pengelolaan sampah.
Pa Norman dari Ketua Umum PPLHI (Pemerhati Pembangunan Lingkungan Hidup Indonesia) menyampaikan bahwa harus ada political will dari pemerintah pusat dan pemerintah provinsi, karena persoalan lingkungan sudah kronis, dan perlu dukungan penuh pemerintah dalam kewenangan dan anggaran, juga keterlibatan semua stake holder terkait.
"Kita tidak punya data akurat tentang sampah, dan pengelolaan sampah masih parsial" disampaikan salah seorang pegiat lingkungan lain.
Adapun Wandi dari Kabupaten Bandung menyampaikan, "Terdapat Asosiasi TPS3R (Tempat Pengelolaan Sampah Reuse, Reduce, dan Recycle) di Kabupaten Bandung, yang merupakan 'romli' atau rombongan lillahitaala, sehingga perlu diperhatikan lebih jauh oleh pemerintah."
Tanggapan Pa Sekda Herman di sesi pertama diskusi diantaranya menyampaikan bahwa setiap elemen termasuk perguruan tinggi akan ditantang untuk segera melakukan zero waste. "Gedung Sate sudah zero waste, yang lain harus segera" ujarnya.
Diskusi berlanjut dengan menampung berbagai saran masukan lainnya dari para pegiat lingkungan yang hadir.
Kang Idris menyampaikan informasi terkait kewajiban pelaksanaan rehabilitasi DAS (Daerah Aliran Sungai) bagi pemegang izin IPPKH (Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan).
"Aturan terkait kewajiban dalam IPPKH ini apabila dilaksanakan dengan baik, akan dapat menutup jutaan lahan kritis yang masih banyak di Jawa Barat" ujarnya.
Saran masukan terahir dari pegiat lingkungan ditutup oleh Pa Sobirin yang merupakan anggota Dewan Pakar DPKLTS. Pa Sobirin menyampaikan 2 hal penting, yaitu terkait lahan kritis Jawa Barat yang abadi berkelanjutan, dan pengelolaan sampah.
"Masalah sampah bukan lagi soal teknis, tetapi soal political will dan leadership," ujar Pa Sobirin, menutup pernyataannya.
Pa Sekda Herman menanggapi dengan serius saran dan masukan yang disampaikan, termasuk akan menindaklanjuti banyak hal, diantaranya terkait rehabilitasi DAS dalam izin IPPKH, dan juga perlunya keberlanjutan forum diskusi, termasuk akan menyiapkan ruang sekretariat sederhana di area Gedung Sate sebagai tempat koordinasi para pegiat lingkungan, agar berbagai langkah nyata dapat segera dilaksanakan dan melibatkan berbagai elemen.
Kang J Yanto, Ketua Umum Alumni Biologi UNPAD, menyampaikan komentar pada awak media terkait masalah tata ruang wilayah.
"Kunci awal semuanya ada di perencanaan tata ruang, bila RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah) disusun dan disertai dengan KLHS (Kajian Lingkungan Hidup Strategis) yang baik, maka kesemrawutan masalah lingkungan akan banyak teratasi. Hal ini tadi tidak terbahas pada acara diskusi karena keterbatasan waktu, dan fokus peserta terkonsentrasi pada masalah sampah yang sedang menjadi isu utama," tuturnya.
"Saya apresiasi sekali dengan kegiatan yang digagas oleh DPKLTS ini, dan respon positif dari Pa Sekda Jabar, sangat luar biasa dan patut diacungi jempol," tambah Kang J Yanto yang juga merupakan Direktur PT Jagana Lingkungan Indonesia.
Kegiatan diskusi yang dimulai dari jam 15.30 WIB ini, ditutup sekitar jam 20.00 wib, dan diakhiri dengan foto bersama.***
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow