Emma Dety: Sebanyak 4.619 Bunda Literasi Tingkat RW Sudah Terbentuk di Kabupaten Bandung
INDOKLIKNEWS.COM,Bandung – Sebanyak 4.619 Bunda Literasi sudah terbentuk dan dilantik hingga tingkat RW (Rukun Warga) di Kabupaten Bandung. Bunda Literasi Kabupaten Bandung Hj. Emma Dety Permanawati adalah yang melakukan pelantikan terhadap ribuan Bunda Literasi RW dalam berbagai kegiatan, di antaranya saat pelaksanaan Rembug Bedas dan kegiatan lainnya.
Hal ini diungkapkan Emma Dety didampingi Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip (Dispusip) Kabupaten Bandung H. Teguh Purwayadi dalam kegiatan Forum Perangkat Daerah (PD) Dinas Perpustakaan dan Arsip di Hotel Grand Sunshine Soreang, Kamis (22/2/2024).
Forum PD Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Bandung ini dalam upaya pemantapan daya saing daerah dengan tagline “Bedas Keren Asik”. Forum PD itu dihadiri berbagai jajaran Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kabupaten Bandung lainnya, perwakilan kecamatan maupun mitra kerja dari Dispusip Kabupaten Bandung.
Emma Dety berharap ribuan Bunda Literasi di tingkat RW yang sudah terbentuk itu bisa mengajak masyarakat untuk lebih gemar membaca.
“Apalagi Indonesia itu masuk peringkat ke-62 dari minat baca masyarakatnya. Tentunya kita berupaya dari Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung melalui Dispusip, kemudian Bunda Literasi dari mulai tingkat kecamatan, desa dan RW ini dapat meningkatkan masyarakat dalam hal kebiasaan atau budaya membaca,” harap Emma Dety, istri Bupati Bandung Dadang Supriatna ini.
Selain dapat meningkatkan budaya membaca, imbuh Emma Dety, pihaknya mengajak kepada sejumlah pihak untuk menggalakan kembali budaya mendongeng.
“Mendongeng itu bisa menjadi hal yang menarik juga anak-anak itu nantinya bisa lebih minat membaca,” tuturnya.
Selanjutnya, kata Emma Dety, literasi ini tidak hanya membaca atau mendongeng, tetapi literasi ini bisa berkepanjangan yang lainnya.
“Jadi dari literasi ini kita bisa paham tatakrama, adat dan lain sebagainya,” katanya.
Ia berharap Bunda Literasi yang ada di tingkatan RW ini bisa memberikan kontribusi dan mengajak masyarakat untuk bisa memahami tentang literasi itu. Selain itu bisa mengajak masyarakat untuk meningkatkan minat baca.
Emma Dety selalu memberikan arahan kepada Bunda Literasi tingkat Desa sampai dengan tingkat RW, mereka itu mengajak sejumlah pihak untuk sama-sama mengumpulkan wakaf buku.
“Tentunya dari masyarakat itu pasti banyak sekali buku-buku. Daripada bukunya terbuang, atau tidak digunakan enggak karuan lebih baik diwakafkan saja,” harapnya.
Emma Dety juga berharap dengan adanya gerakan wakaf buku itu bisa dijadikan jendela ilmu untuk masyarakat.
Bunda Literasi Kabupaten Bandung ini juga berharap kepada Bunda Literasi di tingkat kecamatan, desa dan RW bisa memahami tugas dan fungsinya. Di antaranya mendirikan pojok baca, pemberdayaan dasa wisma untuk kepentingan literasi, melakukan promosi literasi, melakukan penyuluhan dan edukasi, aktif dalam kegiatan literasi, menjalin interaksi dengan anak-anak dan remaja, aktif memposting kegiatan literasi di media sosial dan lain-lain.
“Literasi ini membantu anak-anak membaca, menulis, dan berhitung,” kata Ketua TP PKK Kabupaten Bandung ini.
Apalagi saat ini, kata dia, ada kurikulum merdeka, anak dengan usia nol sampai delapan tahun tak boleh lebih ditekankan dengan kegiatan calistung (membaca, menulis dan berhitung), tapi bermain.
“Mereka bermain, tapi sambil belajar menulis, berhitung dan membaca,” harapnya.
Ia mengatakan dengan adanya kurikulum Indonesia merdeka itu, para guru PAUD, RA dan TK dituntut untuk memperbanyak media. Dengan harapan bisa mendorong imajinasi kecerdasan otak anak yang ditekankan.
“Kita memberikan imajinasi anak-anak pinter membaca dan menulis, dan bijak menggunakan gadget,” tuturnya.
Emma Dety mengungkapkan bahwa Bupati Bandung sudah memberikan dukungan terhadap literasi di antaranya selalu hadir dan mensuport kegiataan literasi.
“Memberikan insentif dan BPJS Ketenagakerjaan bagi duta baca. Mendengarkan aspirasi para pegiat literasi melalui giat Rembug Bedas dan lainnya,” tuturnya.
Ia pun berharap di setiap desa ada Taman Bacaan Masyarakat, selain diwajibkan wakaf buku untuk meningkatkan minat baca masyarakat.
“Miris di zaman sekarang masih banyak anak-anak sekolah yang belum paham Pancasila,” ucapnya.
Bunda Bedas ini berharap pula bahwa motor baca yang sudah didistribusikan ke 16 kecamatan di Kabupaten Bandung, setiap harinya bisa keliling di setiap desa.
“Tak hanya pajangan di kecamatan. Tiap hari bisa keliling ke tiap desa. Bukunya dari wakaf buku, dari warga maupun dari pihak lainnya,” ujarnya.
Pihaknya pun sudah membentuk Kampung Bedas Literat, yang merupakan kampung yang didalamnya terdapat sekelompok masyarakat yang memiliki kesadaran akan pentingnya berliterasi.
Selain itu pembentukan Paguyuban Duta Baca Kabupaten Bandung. “Selain duta baca remaja, kami juga membentuk duta baca anak dan duta baca dewasa,” ujarnya.(kos)**
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow